KUNJUNGAN KERJA KAPOLDA JATENG DAN PANGDAM IV/DIPONEGORO DI TEMANGGUNG “LAKSANAKAN PROTOKOL KESEHATAN DENGAN TEPAT”





Temanggung –  Kamis (28/5/20). Bertempat di Pendopo Pengayoman komplek rumah dinas Bupati Temanggung. Rombongan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi dan Pangdam IV/ Diponegoro Mayjend Muchamad Effendi diterima langsung oleh oleh Kapolres Temanggung AKBP Muhamad Ali, Bupati Temanggung Muhammad Al Hadziq dan Dandim 0706/Temanggung, Letkol Inf AY David Alam.

Dalam sambutannya Kapolres Temanggung AKBP Muhamad Ali menyampaikan beberapa hal terkait dengan pandemic Covid-19 di Kabupaten Temanggung.



“Penanganan Covid - 19 berjalan dengan kompak antara TNI, Polri dan Pemda serta Instansi terkait,” jelas  AKBP Muhamad Ali.

‘Kabupaten Temanggung ada 54 orang yang terinveksi dan sembuh sebanyak 24 orang sehingga sampai sekarang total 30 orang yang masih dalam perawatan,”lanjutnya.

“Kegiatan yang kita laksanakan dalam satuan gugus tugas sudah sangat baik dan di Kabupaten Temanggung tidak ada penolakan dari warga baik itu jenazah maupun orang yang terkonfirm Covid-19,” terangnya

Pada kesempatan yang sama Kapolres Temanggung juga melaksanakan paparan melalui Tactical Floor Game (TFG) tentang langkah antisipasi apabila terjadi perubahan skala dalam penanganan Covid19 di Kabupaten Temanggung.

Sementara itu Kapolda Jateng dalam arahannya menjelaskan bahwa TFG merupakan kesiapan Polda Jateng dalam menghadapi kemungkinan kerawanan yang terjadi.


“Dalam penanganan Covid-19 kita harus kompak dengan instansi samping, mulai dari tahapan Merah 1, 2 sampai 3 personil harus siap,” ungkapnya.

“Jalur komunikasi dan transportasi harus jelas dan terkoordinasi dengan baik sehingga dalam penanganan peningkatan setiap tahapan dapat segera tertangani dengan cepat,”terangnya.

“Gunakan teori Preventif dan Preemtif dalam penanganan covid19 dan jangan lupa Mako baik itu Polres maupun Polsek wajib aman,” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama Pangdam IV Diponegoro Mayjend Muchamad Effendi menyampaikan untuk masing-masing personil maupun instansi yang terlibat penanganan Covid-19 harus benar-benar siap dalam menghadapi kejadian, dikarenakan peningkatan eskalasi dari merah 1, 2 dan 3 tidak akan terjadi apabila penanganan dapat dilakukan secara dini.

 “Virus Covid-19 belum ada vaksinnya maka dari itu mari kita laksanakan protokol kesehatan dengan ketat dengan hidup bersih dan sehat, jaga jarak, cuci tangan serta wajib memakai masker apabila bepergian,” katanya.

Lebih lanjut Pangdam mengungkapkan bahwa sesuai perintah Presiden RI TNI/Polri akan diterjunkan untuk mendiplinkan masyarakat dalam penanganan Covid-19 ini.

“Mari kita bersama-sama berusaha dan berdoa semoga pendemi ini segera berlalu,” pungkasnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan bingkisan kepada perwakilan petugas pengamanan terpadu yang terdiri dari Bhabinkamtibmas, Babinsa, Brimob, Tenaga Kesehatan serta Satpol PP.

(Tuyono)

SPBT GUNTUR GENI RESMI DIBUKA



                             Danyonarmed 11 Kostrad Letkol Arm Asep Ridwan, S.H., M.Han



Magelang - Jum'at (29/05/2020). Danyonarmed 11 Kostrad meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Tentara (SPBT) Guntur Geni bertempat di Kesatrian 2 Yonarmed 11 Kostrad, Kel. Gelangan, Kec. Magelang Tengah, Kota Magelang. SPBT Guntur Geni adalah nama dari stasiun bahan bakar layaknya SPBU bagi masyarakat.
Sebelum acara inti dimulai Danyonarmed 11 Kostrad Letkol Arm Asep Ridwan, S.H., M.Han menympaikan beberpa patah kata dalam sambutannya terkait dengan SPBT Guntur Geni.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nazar yang sudah membantu Satuan kami dalam pengadaan pompa minyak, sehingga mempermudah Prajurit kami dalam mengisi bahan bakar yang semula menggunakan cara manual menjadi modern dengan adanya mesin pompa pengisi minyak saat ini," imbuh Danyonarmed 11 Kostrad.

Ditandai dengan pemotongan pita oleh Bapak Nazar, SPBT Guntur Geni secara resmi telah dibuka. Bapak Nazar yang ikut serta membantu dalam pengadaan alat pengisi bahan bakar tersebut berjalan dengan lancar.

"Semoga dengan adanya mesin pompa pengisi minyak ini sedikitnya dapat membantu Satuan Yonarmed 11 dalam menjalankan tugas pokoknya yang semakin hari semakin berat, dan dengan pompa minya ini juga membantu para Prajurit dalam mengisi kendaraan dinasnya sehingga lebih cepat dan efisien dibandingkan dengan menggunakan cara manual" ungkap Bapak Nazar.

Dalam acara peresmian tersebut hadir pula seluruh perwira dari Yonarmed 11 Kostrad.

Acara diakhiri dengan berdoa bersama agar SPBT Guntur Geni selalu diberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengemban tugas pokok bagi Satuan maupun Angakatan Darat. Pada kegiatan peresmian tersebut juga turut diikuti oleh seluruh perwira dari Yonarmed 11 Kostrad.


Semoga dengan adanya SPBT Guntur Geni dapat mempermudah dalam mengisi bahan bakar bagi kendaraan dinas yang dulunya manual menjadi menggunakan pompa. SPBT ini juga diharapkan mampu membantu Bintara Minyak dalam mencatat pengeluaran bahan bakar sehingga mempermudah untuk membuat laporan.

(AGT – TRS)

DIDUGA RAMPAS TRUK DI JALAN 4 ORANG DEBT COLLECTOR DIRINGKUS POLISI



Pekalongan- Lagi- lagi Debt Collector (DC)  meresahkan masyarakat disaat  pandemi corona masih berlangsung, aksi premasnisme berkedok debt colletor masih saja terjadi.

Kamis, 28 Mei 2020,
Diduga gerombolan DC dari PT Manunggal mengatasnamakan Asia Finance, diduga merampas 1 unit truck Nopol G 1508 NG di Jalan Raya Wiradesa, Pekalongan



Oleh para pelaku, truck hasil rampasan coba dibawa kabur ke arah Semarang.

Sopir truck yang menjadi korban berusaha mempertahankan kendaraannya meloncat ke atas bak truck yang dilarikan para pelaku.

Mendapat informasi kendaraan miliknya dirampas DC, pemilik truck Heru Kundhimiarso warga Pemalang mengejar para pelaku yang masuk Jalan Tol arah Semarang.

Dengan bantuan aparat kepolisian PJR Polda Jateng, kendaraan hasil rampasan akhirnya dihentikan di gerbabg tol Kalikangkung. Empat pelaku yang diamankan digelandang ke Polrestabes Semarang.

Usai diperiksa di Polrestabes Semarang, 4 pelaku dijemput Satuan Reskrim Polres Pekalongan (Kajen).

Saat ini, para pelaku diamankan di Mapolres Pekalongan (Kajen) untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya.

(Ojin)

PEMERINTAH HARUS BANTU PESANTREN HADAPI KONDISI NEW NORMAL




Semarang - Pemerintah harus membantu pondok pesantren mempersiapkan kondisi New Normal. Bantuan itu harus diberikan tanpa diminta. Sebagai wujud pelaksanaan tanggungjawab negara terhadap pendidikan, kesehatan, dan kehidupan, yang merupakan amanah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pemerintah Kota Semarang, diharapkan memperhatikan pondok pesantren dengan mengalokasikan anggaran dari APBD.


Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Kota Semarang, Muhammad Mahsun menyatakan hal itu untuk mengingatkan pemerintah yang saat ini sedang mempersiapan relaksasi pola hidup masyarakat menuju keadaan baru di tengah pandemi Covid-19 (New Normal).

Dalam pandangan PKB, pemerintah baru bergerak menyiapkan New Normal di bidang ekonomi. Sedangkan bidang pendidikan, khususnya Pondok Pesantren (Ponpes) belum terlihat.

"Pemerintah harus membantu Ponpes tanpa diminta.  Sektor pendidikan ini wajib diperhatikan. Karena pesantren paling rentan penyebaran virus Corona," tutur Ketua DPC PKB Kota Semarang Muhammad Mahsun usai Halal bi Halal online pengurus PKB Kota Semarang, Kamis, (28/5/2020).

Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Semarang  menjelaskan, mayoritas dari 28 ribu Ponpes di Indonesia adalah pesantren salaf alias tradisional. Yakni umumnya para santrinya memakai air bersama-sama di kolah besar, dan tinggal berjubel di bilik yang telah dipenuhi barang.

Tidak banyak pondok yang memiliki fasilitas kran air mancur untuk wudhu, dan menyediakan dipan individual untuk setiap santri.



Bahkan kebanyakan santri makan bersama di satu nampan, dan tidur berdempetan.

"Santri paling beresiko soal kesehatan. Maka perlu perhatian khusus menjelang New Normal," kata Sodri yang pernah mondok di Al Anwar Mranggen, Demak dan Al Falah Ploso, Kediri, ini.

PKB, lanjut Mahsun, mendukung Kebijakan Kegiatan Pesantren dan Revitalisasi Rumah Ibadah dalam Menghadapi New Normal yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI pada Rabu, 27 Mei 2020.

Dalam kebijakan tersebut Kemenag melakukan Delapan Upaya. Yaitu pertama membuat regulasi, termasuk mengatur bagaimana santri sebelum tiba di Ponpes, ada koordinasi dengan RT, RW, lingkungan setempat.



Kedua, koordinasi dengan instansi terkait. Ketiga menyusun metode pembelajaran ala New Normal. Keempat, mempersiapkan sarana pendukung pembelajaran jarak jauh bagi Ponpes yang menyelenggarakan.

Kelima, mempersiapkan sarana prasarana pesantren menghadapi kondisi New Normal.  Keenam, memberikan bantuan kepada pendidik dan tenaga kependidikan Ponpes. Ketujuh, menyediakan kebutuhan untuk memenuhi protokol kesehatan.

"Kedelapan,  Kemenag dalam suratnya tersebut mengupayakan peningkatan gizi bagi santri, guru, dan tenaga kependidikan pesantren," kutip Mahsun.

Poin kedua dalam kebijakan tersebut, dia beberkan, mewajibkan Kemenag berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga pemerintah terkait yang rincianya di bawah ini:

Kementerian Keuangan harus menyiapkan anggaran untuk memenuhi kebutuhan langkah-langkah new normal pesantren.

Berikutnya, Kementerian Kesehatan harus memerintahkan Dinas Kesehatan di Daerah untuk memfasilitasi tes kesehatan bagi santri dan guru yang akan kembali ke pondok pesantren.

Juga menyiapkan sarana kesehatan di pondok pesantren.  Serta memberikan bantuan peningkatan gizi bagi santri dan para gurunya.

Adapun Kementerian Perhubungan, harus memfasilitasi pengangkutan para santri kembali ke pondok pesantren, dengan alat transportasi yang sesuai.

Berikutnya, Kementerian Dalam Negeri perlu mengirimkan Radiogram kepada Pemerintah Daerah untuk mendukung penerapan new normal di pondok pesantren.

"Ini semua harus segera dilakukan pemerintah. Secepat-cepatnya," pungkasnya.


   #  Taufiq W.

JEPARA PASIEN TERPAPAR COVID-19 BERTAMBAH TOTAL JADI 11 ORANG

Jepara -  Setelah lima orang dinyatakan positif dalam dua hari kemarin, hari ini, Kamis (28/5/2020) satu lagi terkonfirmasi positif Covid-19.
Hal ini menunjukan kasus positif Covid -19 di Jepara meningkat setelah Idul Fitri.

Disampaikan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid- 19 dr M Fakhrudin bahwa pasien positif Covid 19 tersebut adalah seorang laki-laki berusia 25 th,  warga Mayong Kidul, Mayong,

Ia dipastikan positif setelah hasil Test Cepat Monocular (TCM) RSUD Kartini Jepara keluar. Sebelumnya, pasien sempat menjadi peserta pemeriksaan rapid test yang digelar di Pasar Mayong, akhir pekan lalu.

”Hasil yang kami peroleh merupakan tindak lanjut dari pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) di Pasar Mayong pada Sabtu kemarin. Hari ini hasil swab dengan menggunakan TCM di RSUD Kartini Jepara menunjukan positif. Kami langsung melakukan tindakan penanganannya,” kata Fakhrudin.

D jelaskan juga bahwa dari hasil traking yang dilakukan, pasien ini sebelumnya sempat pergi ke Jakarta. Ia bahkan baru pulang dari Jakarta pada 16 Mei 2020 lalu.

Saat di Pasar Mayong ada program pemeriksaan rapid test masal, dia dengan inisiatif sendiri melakukan pemeriksaan RDT. Inisiatif ini dilakukannya sendiri setelah pulang dari Jakarta, saat mengetahui informasi ada pemeriksaan RDT gratis.

Sejak pulang dari Jakarta pasien juga sudah melakukan isolasi mandiri selama sepekan. Saat ini pasien juga masih terus diminta melakukan isolasi mandiri, sambil menjalani penanganan yang dilakukan GTPP Covid 19 Jepara.

”Kemarin pemeriksaan swab dilakukan terhadap pasien dan hari ini hasilnya baru muncul. Sejak kemarin, kami juga sudah melakukan tracing. Hari ini akan kembali dilakukan tracing ulang dengan lebih mendalam,” jelas dr Fakhrudin.

Sementara itu, terkait dengan hasil swab terhadap mereka yang terjaring dalam program RDT di tiga pasar lainnya, belum ada informasi lebih lanjut dari pihak RSUD Kartini Jepara.

Ia menambahkan, tambahan satu pasien positif Covid-19 dari Mayong ini membuat daftar pasien positif Covid di Jepara bertambah menjadi 11 secara keseluruhan. Rinciannya sebanyak enam orang saat ini masih dalam perawatan, empat orang sembuh, dan satu meninggal dunia.
Bagaimanakah dengan pemberlakuan New Normal, akankah naik terus kasus positif covid 19 ?


 ( J team )


LIMBAH TAMBAK UDANG BERBAHAYA, DPRD BERHARAP PEMKAB SAMPANG LAKUKAN PENGAWASAN




LIMBAH TAMBAK UDANG BERBAHAYA, DPRD BERHARAP PEMKAB SAMPANG LAKUKAN PENGAWASAN

Sampang - Usaha budi daya udang kian diminati oleh masyarakat terutama kaum milenial di Kabupaten Sampang. Banyak warga yang menjalankan usaha tersebut karena tergiur dengan keuntungan hingga ratusan juta rupiah.Memang bisnis yang terkesan menggiurkan.  

Meskipun demikian kegiatan budidaya tambak udang ini terkesan mengesampingkan permasalahan sosial yang dirasakan oleh masyarakat sekitar, yakni pencemaran lingkungan. Dengan dibuangnya buangnya limbah tambak udang dengan cara sembarangan hingga mengakibatkan pencemaran lingkungan seperti air sungai sudah mulai memudar bahkan berwarna hitam pekat dan juga mencemari air laut otomatis merusak biota laut serta yang sangat disayangkan kebanyakan usaha budi daya udang diduga tidak dilengkapi dengan izin (ilegal).



Kamis (28/05/2020)

Mengutip pernyataan Anggota Komisi IV DPRD Sampang Mohammad Iqbal Fatoni dari Media Online Peta Jatim.com ," menjamurnya usaha budi daya udang, persoalan yang muncul adalah akumulasi limbah yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.

“Tambak udang yang berlokasi di pinggir sungai dan pesisir pantai berpotensi mencemari lingkungan apabila pengolahan limbahnya tidak berjalan dengan baik,” katanya.

Ia mengaku banyak menerima laporan dari warga terkait masalah pemilik tambak udang yang tidak melakukan pengolahan limbah. Akibatnya lingkungan menjadi tercemar dan warga merasa terganggu dengan bau menyengat yang ditimbulkan oleh limbah tambak tersebut. Seperti yang terjadi di Kecamatan Banyuates dan Ketapang.

“Permasalahannya adalah pengolahan limbah itu hanya untuk wilayah tambak yang luasnya di atas 5 hektare. Masalah yang lain karena kadang wilayah yang dicantumkan pemiliknya berbeda agar tidak wajib mengelola limbah,” terangnya.

Menurut Fafan, limbah udang berupa unsur organik, biasanya sisa pakan, dapat menganggu keseimbangan ekosistem sungai dan pantai. Akumulasi unsur organik bisa meningkatkan populasi alga yang menggangu komunitas ikan. Limbah udang juga dapat menggangu budidaya lain yang ada di pantai, misalnya rumput laut.

“Kalau di tepi pantai sudah tercemar limbah. Otomatis ikan-ikan akan pergi ke tengah. Akibatnya pendapatan nelayan akan menurun,” kata Fafan.

Karenanya, Politikus PPP itu meminta agar Dinas Perikanan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sampang melakukan pengawasan terhadap sistem pengolahan limbah di lokasi tambak udang.

Pengawasan pengolahan limbah di lokasi tambak udang sebagai langkah untuk mengantisipasi permasalahan yang ditimbulkan dari usaha tersebut. Dengan memikirkan akbat yang ditimbulkan yakni pencemaran lingkungan.yakni pencemaran tanah terhadap lahan pertanian yang produktif menjadi tidak produktif, pencemaran air yaitu terhadap laut menjadi gatal dan bau serta pencemaran udara disekitar tambak udang yang menimbulkan bau yang tidak sedap

Selain itu perlu diperhitungkan juga dampak akumulatif dari limbah yang terjadi akibat banyaknya tambak di suatu wilayah, walaupun pemilik tambak mungkin masih mengelola dalam skala kecil atau tradisional.

“Pengolahan limbah yang baik adalah salah satu bentuk budidaya yang bertanggung jawab,” katanya.

Sementara itu, Kabid Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Sampang Moh. Machfud dikutip dari Media Peta Jatim.com mengatakan," selama ini lembaganya menjalankan program pembinaan kepada para pembudidaya ikan atau udang terkait dengan tatacara budidaya yang baik dan benar. Termasuk teknis dab sistem pengolahan limbah.

“Memang tidak semua pembudidaya di Kota Bahari sudah tersentuh program pembinaan. Mengingat masih banyak yang belum mengantongi izin usaha,” ujarnya.

Meski demikian, kata Mahfud, pihaknya berharap kepada semua pemilik tambak agar bisa mengolah limbahya dengan baik sehingga tidak menimbulkan persoalan baik terhadap lingkungan maupun sosial.

Mahfud mengatakan, pengelohan limbah tambak yang ideal yakni pembudidaya harus memiliki lokasi pembuangan yang jaraknya jauh dari kolam dan sumber air. “Hasil limbah tambak udang tidak boleh dibuang di parit, sungai dan sekitar kolam. Karena itu bisa menimbulkan penyakit,” terangnya.

Untuk mengurangi dampak limbah tambak, saat ini telah dikembangkan penerapan teknologi super intensif IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah). Upaya yang dilakukan dalam penerapan IPAL dengan melakukan pembangunan tandon air limbah yang terdiri dari kolam pengendapan, oksigenasi, biokonversi dan penampungan.

Pengelolaan limbah tambak udang superintensif terdiri dari empat bagian. Membuat kolam pengendapan tempat membuang air limbah pertama kali agar kadar TSS (total suspended solid) yang sangat tinggi dan bau busuk dari H2S turun dan sisa endapan dapat dibuat pupuk.

Dari kolam pengendapan, kemudian sisa air limbah dimasukkan ke kolam oksigenasi untuk menaikkan oksigen dan menurunkan kebutuhan oksigen biologis (BOD). Selanjutnya limbah masuk ke kolam biokonversi untuk mengubah nutrien yang dapat sebabkan eutrofikasi jadi bermanfaat buat organisma lain. Sisa terakhir limbah masuk ke kolam penampungan untuk selanjutnya dibuang ke laut.

“Pengolahan limbah tambak hal yang patut diperhatikan, karena ini menjadi standar keberhasilan produksi dan juga salah satu bentuk budidaya yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan,” pungkasnya.

(Lex/Naf/Ries)

KABUPATEN PEMALANG BERLAKUKAN JAM MALAM, SIAPKAN NEW NORMAL


Pemalang - Tepat pukul 21.00 WIB Rabu (27/05/20) di area Pendopo Kabupaten Pemalang dilaksanakan Apel bersama penegakan Perbub Jam Malam dipimpin oleh Bupati Pemalang sekaligus Ketua Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Pemalang H Junaedi.

Hadir dalam apel ini, Kapolres Pemalang AKBP Edy Suranta Sitepu, Dandim 0711 Letkol Inf. Irvan Cristian Tarigan, Dr. H. Abdul Ghofur, SH. MH Ketua Pengadilan Agama Pemalang, Dr. H. Ir. Arifin. MSi. Jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Pemalang, Satpol PP Pemalang dan Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila, serta Banser.


Bupati Pemalang H Junaedi mengangkat bendera start dimulainya pemberlakuan jam malam di Pemalang

Dalam sambutannya Bupati meyampaikan bahwa "Keputusan aturan jam malam ini telah tertuang dalam Perbub nomor 26 tahun 2020 tentang pemberlakuan jam malam dalam rangka percepatan penanggulangan Covid- 19" ungkap Bupati

Pengangkatan bendera start dilakukan di depan petugas penertiban Peraturan Bupati (Perbub) terkait jam malam di Pendopo Kabupaten Pemalang

Junaedi mengatakan, pemberlakuan jam malam masyarakat dilarang beraktivitas di luar rumah termasuk usaha dagang, hiburan, ataupun aktivitas sosial lainnya.

Namun demikian ada pengecualian yaitu SPBU, agen elpiji apotek, rumah sakit, klinik, Puskesmas, penginapan, jasa ekspedisi, pasar, rumah potong hewan dan karyawan yang pulang atau berangkat kerja dengan menunjukan surat identitas.

“Bagi warga yang melanggar akan diberikan sanksi, berupa teguran lisan, teguran tertulis, pencabutan izin usaha, pembubaran kegiatan” tegas Junaedi.

Dengan dimulainya aturan jam malam ini, seluruh wilayah perkotaan dan pedesaan dijaga ketat oleh tim satgas penanggulangan Covid-19 hingga 14 hari ke depan.Warga dilarang aktivitas keluar rumah, berkerumun mulai pukul 21.00 WIB malam sampai pukul 04.00 WIB pagi.

Sementara dalam wawancara dengan berbagai awak media disinggung target yang diperoleh dengan diberlakukannya jam malam dan  soal kebijakan new normal Bupati menegaskan bahwa pemberlakuan jam malam di Pemalang ini adalah untuk meningkat kedisiplinan masyarakat agar pencegahan mata rantai virus Covid-19 segera berakhir sehingga kebijakan penerapan new normal disaat Covid-19 masih berlangsung akan berjalan aman dan masyarakat akan kembali untuk beraktivitas " paparnya.

 (Ojin)

GIAT RAPID TEST KEC. TEMANGGUNG “UPAYA PUTUS MATA RANTAI COVID-19”

                                                  Camat Temanggung Eko Budi Hartono



Temanggung – Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 Kecamatan Temanggung lakukan kegiatas rapid test dengan sasaran lokasi berkerumunnya banyak orang yakni  SPBU, Indomart, Alfamart, Laris Swalayan, dan Toko Surya Timur.

Eko Budi Hartono menjelaskan tujuan dilakukannya rapid test adalah sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Kegiatan ini dilakukan berkat kerjasama antara, Puskesmas Tmg 6 oang, Puskesmas Dharmorini 5 orang, Kecamatan Temanggung 8 orang, Koramil Temanggung 5 orang, dan Polsek Temanggung 5 orang. Yang dibagi menjadi dua tim,”jelas Camat Temanggung Eko Budi Hartono.


Lebih jauh Eko menjelaskan,”Dalam pelaksanaannya rapid test dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilakukan pada hari Rabu (27/05/2020) dari jam 10.00 WIB hingga selesai.”

“Tahap I rapid test dilakukan oleh Tim I Puskesmas Dharmorini berlokasi di Indomaret yang berada Jalan Jendral Sudirman dan SPBU Kowangan dengan sasaran 47 orang dengan hasil rapid test 6 orang dinyatakan reaktif,” jelasnya.

“Dari hasil rapid tes pada 23 orang yang dilakukan di Indomaret jalan jendral Sudirman diperoleh data 3 orang dinyatakan reaktif yakni dari warga Kec. Tembarak 1 orang, warga Kel. Jampirejo 1 orang dan karyawan Bank BTPN 1 orang,”lanjutnya.

SPBU Kowangan dengan sasaran 19 orang dari hasil rapid test 2 orang dinyatakan reaktif yakni mereka dari warga Kel. Walitelon Utara dan warga Kel. Madureso.

Indomart Jl. Suwandi Suwardi sasaran 5 orang reaktif 1 orng warga Desa Gandon Kec. Tembarak.

“Berbeda dengan rapid test yang dilakukan oleh Tim II Puskesmas Temanggung dari sasaran 50 orang semuanya dinyatakan negatif,”paparnya.

Rapid test yang dilakukan oleh Tim II ini berlokasi di SPBU Manding 11 orang; Laris Swalayan 15 orang; - Indomart KS Tubun 5 orang; -Alfamart Doksud 2 orang; - Alfamart Kel. Jurang 2 orang; Indomart Kerkof 4 orang; Toko Surya Timur 11 orang.

Dengan hasil rapid test ini Camat Temanggung berharap kondisi akan berangsur-angsur menjadi normal seperti sebelum adanya pandemic Covid-19, kegitan ekonomi akan berjalan, segala aktivitas akan menjadi lancar. Aamiin.

(Tuyono)

“H+4 IDUL FITRI WISATAWAN TETAP NGEYEL KUNJUNGI HUTAN KERA NEPA”

   Jajaran Kepolisian saat di depan pintu masuk Hutan Kera Nepa Desa Batioh



Sampang- Wabah Pandemi Covid-19 masih belum berakhir di Negeri Indonesia hingga saat ini berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Bahkan merebak hingga ke daerah kepulauan salah satunya di Pulau Madura,  4 (Empat) daerah berstatus zona merah yakni Kab.Bangkalan, Kab.Sampang,Kab.Pamekasan dan juga Kab.Sumenep namun sangat di sayangkan ditengah merebaknya pandemi Covid -19 ratusan Wisatawan Lokal tetap ngeyel tak patuhi instruksi pemerintah pasalnya tetap mengunjungi Wisata Hutan Kera Nepa yang terletak di Desa Batioh Kecamatan Banyuates seolah tidak memperduikan himbauan pemerintah untuk stay at home.


Rabu (27/05/2020)

Herman Hidayat Ketua Projo Sampang sangat menyayangkan hal tersebut.
" Kebetulan saya H+3 jalan jalan ke Daerah Desa Tlagah Kec.Banyuates ternyata kayu yang dibuat palang di pintu masuk Hutan Kera Nepa sudah dibuka dan di situ ada pengunjung Hutan Kera Nepa padahal sabelumnya sudah ditutup oleh jajaran TNI- Polri dan juga Trabtib namun sayang diduga dibuka kembali oleh Masyarakat sekitar hingga H+4 Idul fitri tetap dikunjungi Wisatawan Lokal ," ujar Herman.

                            Ratusan Sepeda pengunjung saat di Parkir di Area Hutan Kera Nepa

" Seharusnya masyarakat itu mawas diri karena penyebaran Covid -19 ini sangat cepat.  Tolong donk ikuti instruksi pemerintah jangan ngeyel karena jika ada pengunjung yang terjangkit virus tersebut sangat mudah sekali penyebarannya apalagi di Kecamatan Banyuates ini ada salah satu Desa yang berzona merah yaitu Desa Asem Jaran masak Desa Batioh mau jadi korban selanjutnya,”terangnya.
‘Tolonglah kepada terutama kepada pengelola agar menutup dulu wisata Hutan Kera Nepa ini," Imbuhnya.

"Maka dari itu kami harap kepada pihak keamanan agar tegas menindak hal ini karena ini sangat berbahaya apalagi pengunjung kebanyakan dari luar Sampang seperti Bangkalan dan juga Pamekasan," harapnya.


Sedangkan Kades Batioh Suud Aly mengutip pernyataannya di WAG Banyuates Bangkit Merdeka dan juga Media PetaJatim.com ," Kami selaku Pemdes Batioh sudah memberi larangan terkait Wisata Hutan Kera Nepa namun apa daya oleh masyarakat wisata tersebut tetap dibuka dikarenakan wisata lain seperti Pantai Lon Malang dan juga air terjun toroan tetap di buka , Maka dari itu kami harap kepada teman- teman Media agar membantu aparat karena jumlahnya terbatas insyaallah pengunjung tidak berani masuk,"Pungkasnya.

(Red)

Baca :
SAMPANG TAK PEDULI ZONA MERAH WISATAWAN HUTAN KERA NEPA MEMBLUDAK TAK PATUHI HIMBAUAN PEMERINTAH

SAMPANG : TAK PEDULI ZONA MERAH WISATAWAN HUTAN KERA NEPA MEMBLUDAK TAK PATUHI HIMBAUN PEMERINTAH

Sampang – Kabupaten Sampang telah ditetapkan sebagai zona merah yakni wilayah yang penularan virus Corona dalam kondisi tidak terkendali. Yang berarti segala aktivitas di wilayah Kabupaten Sampang, kecuali aktivitas darurat deperti misalnya penyaluran pangan dan penanganan medis.
Meski dalam wilayah zona merah Wisata Hutan Kera Nepa yang berada di Desa Batitoh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang nekad dibuka pada H+1 lebaran idul Fitri. Tanpa mengindahkan peraturan pemerintah tentang adanya larangan beraktivitas, apalagi ini jelas-jelas mendatangkan banyak orang yang sangat rentan dengan penyebaran Covid-19.

Selasa (26/5/2020).

“Kemana ini pemerintah khususnya pihak petugas keamanan setempat, kok tidak ada tindakan terkait dibukanya Wisata Hutan Kera Nepa, padahal himbaun pemerintah tidak boleh mengadakan kegiatan yang membuat kerumunan massa, "ujar Sahrawi warga Kecamatan Banyuates saat diwawancarai awak media lpktrankonmasi.com

"Wisatawan dalam Negeri yang berkunjung di Hutan Kera Nepa membludak namun tidak ada tindakan dari pihak aparat keamanan sehingga ini terkesan san menimbulkan dugaan tebang pilih dalam menegakkan aturan untuk memutus mata rantai Covid-19. "paparnya.

Salah satu pengunjung berinisial S mengatakan,” Ada sekitar kurang lebih 300 orang yang mengunjungi Wisata Hutan Kera Nepa kemaren sore, karena banyak kendaraan yang masuk kesana saya pun juga tertarik untuk ikut masuk karena saya kira di sana tidak ditutup.”

Sedangkan menurut salah satu warga di sekitarnya yang namanya juga tidak mau disebutkan mengatakan terakit dibukanya Wisata Hutan Kera Nepa.
 "Di bukanya wisata hutan kera nepa ini karena rata-rata tempat wisata di kabupaten Sampang masih dibuka, seperti Wisata Air Terjun Toroan Kecamatan Ketapang dan Pantai Lonmalang Kecamatan Sokobanah tetap dibuka,”singkatnya.

Kapolsek Banyuates, Iptu Sukadi menyampaikan, Kemarin hari H lebaran itu Saya beserta 4 anggota dan dari Koramil banyuates 3 anggota turun langsung kelokasi dan sudah koordinasi dengan Kepala desa dan kepala dusunnya untuk tetap menutup tempat wisata hutan kera nepa. "Paparnya saat di wawancarai lewat telpon selulurnya.

"Disana kami sudah menjelaskan secara gamblang sehingga bapak kepala desa dan kepala dusun disana menyatakan siap untuk tetap di tutup,"tuturya.

"Saya tidak tahu kalau tadi masih ada wisatawan yang berkunjung kesana, karana saya ada rapat di kabupaten sampang seharian. Baru sampai kerumah ba'da maghrib jadi seharian saya gak sempat ke kantor. "terangnya.

Hal yang sama disampaikan oleh Camat Banyuates, Fajar Sidiq, SSTP, M.Si, Kami sudah sampaikan kepada bapak kades disana, Selama pandemi covid-19 sesuai himbaun pemerintah tempat wisata tetap di tutup walaupun moumen lebaran, bahkan saat malam lebaran Forkopimcam saat ngepam antisipasi ada takbir keliling masih di sempatkan ngecek ke daerah wisata hutan kera nepa disana.

"Bisa jadi warga sekitar disana membuka paksa wisata tersebut tanpa koordinasi dulu dengn bapak kepala desanya. Namun jika wisata itu dibuka untuk umum yang pastinya ramai seperti tahun sebelumnya, hawatir tadi itu para wisatawan yang nekat masuk tanpa mengindahkan himbaun dari pihak pemerintah. "Duganya

Lanjut Fajar, Kami akan terus berkoordinasi dengan kepala desa disana terkait info ini, jika masih tetap ada wisatawan yang nekat masuk kesana maka kami akan bubarkan paksa. "Tegasnya.

"Besok dari pihak forkopimcam akan melakukan patroli langsung ke lokasi wisata yang berada di wilayah kecamatan Banyuates. "Pungkasnya.

Melalui telpon via WhatsApp Kepala Desa Batioh, Suud mengatakan, Bahwa dari pemerintah desa sudah melakukan himbaun dan melakukan penutupan sebelum bulan ramadhan, info yang kami terima H+1 lebaran itu memang di buka secara paksa oleh masyarakat sekitar.

"Rakyat berani membuka secara paksa walaupun sudah ada himbaun karena masih banyak tempat wisata yang dibuka pasca lebaran ini,"jelasnya

"Kami selaku pemerintah desa setempat langsung melakukan koordinasi dengan masyarakat sekitar agar Wisata Hutan Kera Nepa tetap ditutup sampai keadaan normal kembali,"tuturnya

(Naf)

KEPUTUSASAAN


Oleh: Theresia Dewi Setyorini

Founder Rumah Pemberdayaan, Tembalang



Hari-hari terakhir ini kita disuguhi oleh banyak berita sedih. Berita ini berseliweran dalam lini massa yang hampir tiap menit tersaji. Kita pun baca dan baca mungkin berulang dan berulang untuk kemudian kita share kepada orang lain. Jadilah dari satu pembaca ke pembaca lain mengkonsumsi berita itu, demikian untuk seterusnya. Akhirnya berita sedih itu pun menyebar ke berbagai arah tanpa dapat dikendalikan. Sama seperti virus Covid-19 yang terus bergerilya menyerang dan mematikan siapapun yang sedikit saja lena.

Tak semua orang mampu mencerna secara cerdas dengan analisa kritis dan dengan bijaksana mengambil satu keputusan untuk terpengaruh atau tidak terpengaruh terhadap berita itu. Dalam situasi saat ini, ketika sandang pangan tergerus sedikit demi sedikit atau bahkan secara penuh, kebebasan fisik terbatas karena prosedur kesehatan yang diterapkan,  yang mengakibatkan orang menjadi berjarak untuk bertatap muka, perlahan menumbangkan batas-batas daya tahan orang. Dalam masyarakat komunal yang silaturahmi menjadi inti kekerabatan yang melekat dan jati diri yang terpupuk, kini dipaksa tercerabut dari akarnya. Sesaat kita kehilangan arah dan kemasgulan menyerang.

Pada saat pegangan tak didapat, kepastian tak digenggam, kemana langkah diri akan menuju? Perlahan namun pasti gambaran kabur akan masa depan mulai tersaji, sedikit demi sedikit, dan lama-lama menjadi mimpi buruk yang terus menggempur tanpa ampun. Sesaat orang menjadi limbung dan menaruh harap, pundak tempat berbagi dan telinga tempat mendengar. Apakah itu cukup? Tidak. Yang dibutuhkan adalah kepastian karena manusia sejatinya mengukuhi kepastian dan mendakunya sebagai obat mujarab untuk semua akar persoalan yang disebut kecemasan. Adakah yang mampu memberikan kepastian di saat diri sendiri tak mampu menggenggam kepastian itu?

Pundak itu akan makin berat terasa tatkala dunia masih terus berputar tanpa pernah peduli apakah kita akan berhenti, melambat, atau mundur. Karena pada hakekatnya, kehidupan akan terus bergulir entah kita siap atau tak siap. Pergulatan manusia sejatinya tak pernah sekalipun berhenti, suka atau tak suka, keputusasaan tak ada tempat dalam perjuangan manusia yang tak pernah akan berhenti. Dalam hakekat kemanusian yang paling primitif, keputusasaan adalah keniscayaan yang tak akan pernah dapat dienyahkan. Keputusasaan adalah buah dari inferioritas manusia sebagai makhluk berakal budi yang tak dianugerahi senjata untuk bertahan layaknya binatang. Anugerah adi luhung manusia sebagai ciptaan paling sempurna hanyalah akal budi. Itulah senjata pamungkas maha karya Sang Pencipta alam semesta yang melekat dalam diri manusia sejak ia menetas dalam garba bundanya.

Keputusasaan terjadi, saat jiwa terbelah antara asa dan putus.  Ketakmampuan untuk menarik benang dari keduanyalah yang membuat jiwa itu serasa bagai sebuah kapas yang terbang tertiup angin. Keputusasaan ibarat layang putus, bergerak tak tentu arah. Terbang diterpa angin dan terus melaju mencari tempat dimana ia akan terhenti. Angin tak selamanya membawa layang itu ke angkasa. Ada saat dimana layang itu akan terjatuh, diam, atau tersangkut. Keputusasaan  membuhul saat kita biarkan kecemasan merajai diri dan membungkam nurani. Menutup akal budi dan menjadikan kita lebih rendah dari segala makhluk yang ada. 

Hidup ini adalah sebuah keputusan yang harus diambil. Keputusannya adalah terus maju. Sesedikit apapun, langkah itu harus terus kita tapak. Jika sesaat terhenti, atau mundur, maka teruslah melaju. Perlahan pun tak mengapa karena keseimbangan hidup hanya terjadi saat kita bergerak. Ibarat menaiki sepeda, hanya akan tegak berjalan jika kita kayuh. Sesekali oleng dan sesekali berayun. Itulah irama hidup yang akan terus mengiringi langkah mengganjur kehidupan.  Jangan abaikan keputusasaan namun jangan pula menjadikannya mata angin. Biarkanlah ia ada, sebagai sebuah peringatan akan kerentanan diri sebagai manusia. Raihlah dan jadikan sebagai lecut dan cambuk yang akan membuka cakrawala kreativitas tanpa batas.

Tak perlu mengingkari keputusasaan karena sejatinya ia mengingatkan kita pada nas sebagai manusia yang fana. Rengkuh dengan segala kesadaran diri dan biarkan ia bermetamorfosis menjadikan kita lebih kuat dan lebih kuat. Tajamkan telinga, asahlah perasaannya. Pusatkan perhatian dan camkan kata hati. Keputusasaan akan mengarahkan kita pada takdir hidup sebagai manusia yang tak akan mengenal kata berhenti. Terus dan terus bergerak, jangan pernah berhenti. Sejengkal akan sangat berarti. Sejenak diam dan milikilah asa. Asa ibarat lilin dalam gelap yang akan menuntun kita melewati pekatnya malam, menghangatkan di kala dingin, menjadi penanda bahwa hidup itu perlu dituntun dan diarahkan. Jangan abaikan orang lain karena hidup tak mungkin sendiri.

Dalam segalanya, keputusasaan melahirkan manusia kuat dan digdaya, manusia pejuang yang berjuang di bawah bayang malam dengan terang bulan yang sayup. Pahlawan-pahlawan yang pantang menyerah karena masih menghargai artinya hidup dan menantang batas-batas diri sebagai manusia. Kesejatian manusia hanya terjadi saat memenangkan peperangan atas nama keputusasaan. Itulah hakekat manusia sejati, memenangkan laga keputusasaan dalam berbagai versinya. Keputusasaan adalah keniscayaan yang tak perlu ditelikung. Hanya perlu direngkuh karena akan menjadikan kesejatian atas nama kemanusiaan sejati.

Semarang, 21/05/2020

MEMBEDAH PENANGANAN VIRUS COVID-19 DI INDONESIA (Bagian 1)



Jakarta- Sudah hampir 6 bulan dunia bergelut dengan Covid-19.Covid-19 memiliki ciri yang sama dengan pandemi influenza yang terjadi satu abad lalu.

Pada tahun 1918 terjadi pandemi Flu Spanyol yang membunuh 50 juta manusia di seluruh dunia dan membunuh sekitar 675.000 manusia di Amerika Serikat.

Menurut catatan WHO infeksi Flu Spanyol menginfeksi sepertiga populasi dunia.


Covid-19 memiliki kecepatan menginfeksi yang hampir sama dengan Flu Spanyol. Dampak dari penularan dari manusia ke manusia yang sangat cepat telah menciptakan badai kepanikan, frustrasi, hingga berujung pada depresi penduduk dunia.

Setiap negara hingga saat ini sedang berjuang mengerem laju penularan Covid-19 semaksimal mungkin.

Seperti yang dilansir oleh Worldmeters info Pada tanggal 23 Mei 2020 Covid-19 sudah menginfeksi 215 negara. Tercatat 5.369.351 kasus Covid-19, 342.396 kasus kematian akibat Covid-19, dan tercatat sebanyak 2.224.117 dinyatakan sembuh.

Tiga besar negara yang menduduki peringkat kasus terbanyak yakni Amerika serikat, Brazil, dan Rusia.

Tercatat 1.655.670 kasus Covid-19 di Amerika Serikat dengan jumlah kematian sebanyak 98.145 kasus, 340.837 kasus Covid-19 di Brazil dengan jumlah kematian sebanyak 21.678, Tercatat 335.882 kasus Covid-19 dengan jumlah kematian sebanyak 3.388 kasus. Bila kita menghitung case fatality rate Covid-19 di Amerika Serikat, Brazil, dan Rusia berturut-turut sebesar 5,92%,, 6,36% dan 1%.

Sementara di Indonesia menduduki peringkat 31 dengan tercatat 21.745 kasus Covid-19 dengan jumlah kematian sebanyak 1.351 kasus, dengan case fatality rate sebesar 6,21 %.


Meskipun jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terbilang lebih rendah, namun dari nilai case fatality rate tampak sangat mengkhawatirkan, tidak bisa dikatakan aman-aman saja.

Pada prinsipnya setiap negara berusaha melakukan upaya mengatasi Covid-19 sesuai anjuran dari WHO. Penerapan protokol kesehatan, cuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan jaga jarak.

Lockdown merupakan pilihan yang dianjurkan WHO untuk mengerem transmisi lokal virus.

 Amerika Serikat lebih memilih untuk tidak lockdown, Italia memilih lockdown. Sementara di Swedia kebijakan tidak menerapkan lockdown dan protokol kesehatan ketat, disana berharap ada mekanisme terbentuk herd immunity dengan membiarkan terpapar virus, > 70% populasi terinfeksi sehingga  terbentuk antibodi kelompok.

Indonesia memilih tidak melakukan lockdown total, juga tidak memilih dilakukan ‘kebebasan’ untuk terbentuk Herd immunity. Indonesia memilih jalan tengah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) lebih mengarah pada lockdown parsial, tidak serentak di seluruh wilayah di Indonesia.

Penerapan PSBB ini sebagai bentuk upaya melakukan lockdown namun ada sebuah kompromi untuk menyelamatkan ekonomi agar tidak jatuh pada kondisi yang lebih hancur.

Beberapa daerah sudah menerapkan PSBB.    Namun PSBB ini dirasakan masih setengah-setengah dan tidak efektif.

Alasan yang pertama karena PSBB ini tidak dilakukan serentak di seluruh wilayah di Indonesia.

Masih terjadi arus mobilisasi masyarakat dari satu daerah ke daerah lain. Masih cukup banyak dijumpai perilaku masyarakat yang menampakkan ketidakdisiplinan dalam PSBB.

Alasan lain sebagai penyebab PSBB tidak efektif karena seringkali tampak ketidakkompakan pemerintah pusat dan pemerintah daeerah, justru menampilkan perbedaan pandangan politik yang tidak perlu.

Ini terjadi di tengah RS sedang overload pasien Covid-19 dan banyaknya tenaga medis yang gugur akibat infeksi Covid-19.

Hal ini lah yang kemudian memicu tenaga kesehatan ramai protes di media sosial dengan tagar Indonesia terserah.
(Ojin)